Rabu, 05 Desember 2012

Etnografi



Lokasi                     : Desa Candiwulan, Kabupaten Kebuman, Jawa Tengah
Tema                       : Keba Tua

KEBA TUA
A.    Latar Belakang

Kita mengetahui banyak sekali upacara keagamaan yang telah menjadi kebudayaan di negara Indonesia, karena Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak penduduk yang berbeda agama di dalamnya, maka Indonesia merupakan Negara yang sarat akan upacara-upacara keagamaannya. Di Indonesia masih banyak sekali kegiatan-kegiatan upacara keagamaan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan mulai dari zaman dahulu sampai zaman sekarang ini.Khususnya pulau Jawa, masih banyak juga upacara-upacara keagamaan dan kebiasaan-kebiasaan seperti itu yang masih dilestarikan oleh masyarakat yang ada sekarang.Upacara keagamaan atau kebiasaan-kebiasaan tertentu hanya dilaksanakan pada hari-hari tertentu, bulan-bulan tertentu, serta pada acara tertentu pula. Banyak orang disekitar kita yang masih mempercayai jika mereka tidak melaksanakan upacara keagamaan atau kebiasaan-kebiasaan yang seharusnya mereka lakukan maka akan membawa kesialan dalam dirinya dan jika mereka melakukan hal tersebut mereka percaya akan mendapatkan keberkahan atau keuntungan yang akan mereka rasakan di kemudian hari. Tetapi Di Indonesia juga banyak kebiasaan yang telah menjadi kebudayaan yang mulai ditinggalkan oleh  masyarakatnya sendiri. Masyarakat Indonesia lebih tertarik kepada kebudayaan – kebudayaan yang berasal dari luar negeri, mungkin ini adalah salah satu dampak dari globlaisasi. Banyak yang melupakan upacara-upacara atau kebiasaan-kebiasaan yang menyangkut masyarakat itu sendiri tetapi jika upacara atau peringatan tentang Negara lain atau bahkan artis kesukaannya mereka justru akan selalu mengingatnya.Walaupun sesungguhnya upacara ataupun kebiasaan tersebut merupakan salah satu identitas jati diri bangsa kita yang seharusnya lebih dipentingkan dan seharusnya lebih diingat dahulu serta dilestarikan daripada kebiasaan atau upacara-upacara yang lain selain kebiasaan atau upacara-upacara yang ada di Indonesia ini.

Salah satu kebiasaan yang sekarang ini menjadi kebudayaan karena sudah mulai dilakukan bertahun-tahun yang lalu yaitu Keba Tua.Dimana sebenarnya manfaat dari Keba Tua ini sangat berguna untuk kita semua. Banyak anak muda zaman sekarang yang kurang bahkan tidak tahu mengenai apa sebenarnya Keba Tua itu. Apalagi ditengah demam korea yang sedang melanda dunia termasuk Negara Indonesia mengakibatkan semakin bertambahnya penyebab untuk melupakan upacara atau peringatan yang telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat kita sendiri yang seharusnya kita lakukan.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Keba Tua ?
2.      Apa tujuan melaksanakan Keba Tua ?
3.      Apakah syarat melaksanakan Keba Tua ?
4.      Bagaimana prosesi Keba Tua ?

C.    Tujuan Penulisan

Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah memberikan beberapa informasi sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat umum mengenai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu mengenai Keba Tua.Apa itu sebenarnya Keba Tua dan mengapa kita harus melestarikan upacara-upacara keagamaan seperti ini kepada para pembaca. 




BAB II
POKOK-POKOK TEMUAN

         Dari penelitian yang telah dilakukan mengenai Keba Tua, peneliti menemukan beberapa fakta yang telah didapatkan oleh beberapa narasumber yang telah menjadi informan bagi peneliti.Beberapa fakta tersebut yaitu bahwa Keba Tua awal mulanya hanyalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat desa Candiwulan yang dilaksanakan setiap tahun sekali yaitu pada bulan Suro (hitungan bulan dalam Jawa) yang telah menjadi kebiasaan dan melebar menjadi kebudayaan bagi masyarakat desa setempat. Orang zaman sekarang juga mungkin masih ada yang bingung tentangapa sesungguhnya Keba Tua itu sendiri, termasuk juga orang yang pernah melakukan kebiasaan Keba Tua tersebut. Hal ini dikarenakan kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun namun kurang jelas tentang apa alasan orang melakukan kebiasaan tersebut. Dalam pelaksanaannya, Keba Tua itu sendiri memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan melaksanakan kegiatan Keba Tua ini. Selain hal tersebut, ada lagi fakta yang didapat oleh peneliti tentang perlakuan warga masyarakat terhadap seseorang yang apabila dia sudah memenuhi segala syarat melakukan Keba Tua tetapi seseorang tersebut tidak melakukannya maka seseorang terebut akan mendapatkan sanksi dari warga masyarakat yang lain. Sanksinya bukan berupa sanksi hokum yang sifatnya memaksa dan mengikat pelaku yang melanggarnya, tetapi sanksi disini hanyalah sanksi yang tidak bersifat memaksa dan mengikat para pelaku yang tidak melaksanakan kegiatan tersebut. Menurut hasil penelitian jika seseorang yang sudah cukup syarat melaksanakan Keba Tua tetapi tidak melaksanakannya maka akan mendapat sanksi berupa gunjingan dari warga masyarakat yang lain dan cenderung seseorang tersebut akan dikucilkan oleh warga masyarakat itu sendiri.

                                                                             
BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Keba Tua
Keba Tua merupakan bagian dari upacara peringatan tahun baru Islam yaitu tahun baru Hijriah yang dilaksanakan setiap bulan Suro( dalam bulan Jawa ). Keba Tua adalah kegiatan tahunan yang dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat kota Kebumen khususnya di daerah desa Candiwulan. Keba Tua dilakukan jika seorang perempuan tua yang sudah mempunyai anak sedangkan anak-anak mereka sudah “mentas” dalam arti yaitu sudah berkeluarga semua maka orang tua tersebut wajib bersyukur dengan mengadakan sebuah acara seperti syukuran atau selamatan yang dinamakan dengan Keba Tua.Sesungguhnya alasan mengapa pada zaman dahulu banayak orang melakukan Keba Tua hanyalah sebuah naluri semata dan berupa kebiasaan yang telah turun temurun dilakukan. Tanpa mengetahui apa arti yang sesungguhnya dari Keba Tua itu sendiri dan apa manfaatnya jika seseorang melakukan kegiatan tersebut. Karena Keba Tua merupakan kegiatan yang lahir dan dilakukan secara turun temurun dari zaman nenek moyang mereka hingga sekarang.Namun zaman sekarang masyarakat mengartikan Keba Tua menurut keyakinannya masing-masing.Dan banyak orang yang cenderung mengartikan Keba Tua itu sendiri merupakan sebuah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan mereka yaitu Allah SWT karena telah memberikan kenikmatan kepada mereka berupa kesehatan dan umur panjang serta keturunan yang sehat.
Berbeda dengan Keba biasa yang tujuannya yaitu selamatan bagi anak yang masih di dalam kandungan yang berusia tujuh bulan agar bayi yang di dalam kandungan selamat sampai bayi tersebut keluar dari rahim ibunya.Keba Tua dilakukan tidak hanya bertujuan sebagai kegiatan syukuran atau selamatan bagi orang yang melaksanakannya tetapi juga syukuran atau selamatan bagi anak dan cucu dari orang yang melaksanakan Keba Tua tersebut. Keba Tua biasanya dilaksanakan paling sedikit 3 (tiga) kali oleh orang yang telah memenuhi syarat-syaratnya, tetapi jika kurang atau lebih dari itu juga tidak akan dikenai sanksi atau hukuman khusus yang diberikan oleh warga masyarakat sekitarnya. Karena Keba Tua merupakan perwujudan rasa syukur yang diungkapkan oleh orang yang mengadakan kegiatan tersebut, jika seseorang yang sering mengadaan Keba Tua berarti orang tersebut adalah orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas apa yang telah Allah berikan kepada dia. Sehingga berapa banyaknya seseorang mengadakan Keba Tua itu tidak masalah. Tetapi semakin sering semakin baik, karena hal tersebut melambangkan seberapa besar tingkat kepuasaan dan rasa syukur seseorang terhadap segala sesuatu yang telah Allah berikan kepada mereka.Jadi, semakin sering seseorang mengadakan Keba Tua berarti semakin tinggi pula tingkat kepuasaan dan rasa bersyukur seseorang tersebut kepada Allah SWT, dan juga sebaliknya.Pelaksanaan Keba Tua memang tidak diatur dalam Al-Qur’an maupun dicatat dalam norma hokum sehingga orang yang tidak melaksanakannya tidak akan mendapatkan sanksi yang mengikat dan memberatkan orang yang tidak melaksanakan hal tersebut. Hanya saja pelaksanaan dari Keba Tua itu sendiri telah menjadi bagian dari tradisi atau kebudayaan khususnya di daerah tersebut, sehingga apabila ada seseorang yang tidak melaksanakan hal tersebut akan mendapat sanksi yang berupa gunjingan dari masyarakat lain dan cenderung akan dikucilkan oleh masyarakat yang ada disekitar orang tersebut.
B.     Pelaksanaan Keba Tua
            Seperti halnya upacara atau kegiatan peringatan yang lainnya, Keba Tua pun mempunyai beberapa syarat. Syarat bagi seseorang yang akan melaksanakannya dan syarat akan dimulainya acara tersebut. Syarat pelaksanaan Keba Tua ini hampir sama dengan syarat pelaksanaan Keba biasa. Jika Keba biasa atau tujuh bulanan bagi ibu yang hamil syaratnya yaitu dalam acara tersebut makanan yang diberikan  kepada tamu isinya antara lain yaitu ketupat, pisang raja atau ambon, rujak, dan sebagainya. Tetapi jika Keba Tua makanan yang diberikan kepada tamunya antara lain adalah sama dengan Keba biasa atau tujuh bulanan hanya saja tidak ada rujak dan ditambah dengan nasinya dibungkus dengan cobek dan lepet (nasi ketan yang dibungkus dengan daun janur), dan uraban. Selain syarat yang di atas, sebelum melaksanakan acara tersebut seseorang yang akan mengadakan Keba Tua harus menyembelih ayam jago sebanyak anak yang dimiliki oleh orang yang mengadakan Keba Tua. Dan syarat seseorang mulai diperbolehkan mengadakan acara seperti di atas adalah jika seorang tersebut sudah umurnya sudah melebihi umur Nabi Muhammad saw yaitu lebih dari usia 65 tahun, berhenti menstruasi (haid), semua anaknya sudah menikah, tidak bisa melahirkan lagi. Jika umur seseorang sudah melampaui umur Nabi tetapi anaknya belum menikah semuanya maka orang tersebut belum boleh mengadakan Keba Tua begitupun sebaliknya.Dan jika seseorang mempunyai anak dan anak-anaknya sudah menikah semuannya tetapi orang tersebut belum berhenti menstruasi (haid) maka belum diperbolehkan untuk mengadakan Keba Tua dan sebaliknya.
            Dalam pelaksanaannya, Keba Tua dilaksanakan pada bulan Suro (bulan dalam hitungaan Jawa) biasanya dilaksanakan pada hari dimana hari tersebut merupakan jatuhnya weton seseorang tersebut yang akan melaksanakan Keba Tua. Tetapi ada juga yang tidak memperdulikan weton untuk melaksanakan kegiatan Keba Tua tersebut, sedangkan Pemilihan hari sesuai dengan weton lahirnya adalah warisan cara dalam pemilihan hari baik menurut orang dulu dan sekarang banyak yang menganggap hal tersebut tidak berpengaruh terhadap kehidupan maka banyak orang sekarang ini yang sudah tidak mempercayai lagi bahwa hari baik ditentukan oleh weton seseorang. Dalam prakteknya acara Keba tua ini dihadiri oleh tamu yang diundang oleh tuan rumah yaitu orang yang mengadakan Keba Tua. Ada yang menyatakan bahwa tamu yang datang adalah wanita tetapi ada pula yang menyatakan bahwa yang datang adalah siapa saja tergantung tuan rumah wanita atau pun pria tidak masalah. Tamu yang datang akan membawa sesuatu untuk tuan rumah yang mengadakan Keba Tua, hal seperti ini berlangsung hanya pada saat Keba Tua yang pertama dilakukan oleh tuam rumah jika tuan rumah telah melakukan Keba Tua untuk yang ke dua atau ke tiga maka tamu tidak diwajibkan membawa sesuatu untuk tuan rumah. Berlangsungnya acara tersebut dipimpin oleh seorang Kyai yang telah dipilih sebelumnya oleh orang yang akan mengadakan acara tersebut. Isi acaranya yaitu berupa pembacaan surat Taubat, yang dibaca oleh tujuh orang laki-laki yang telah dipilih oleh tuan rumah atau biasanya telah direkomendasikan oleh Kyai tersebut. Karena sesungguhnya selain bertujuan mengungkapkan rasa syukur Keba Tua juga bertujuan untuk penghapusan dosa atau tobat orang yang mengadakan Keba Tua tersebut.Dan biasanya juga tujuh laki-laki tersebut adalah pemuda yang telah dilatih dan disiapkan untuk acara-acara tersebut di desanya.Setelah itu, tamu undangan yang telah datang mulai membaca tahlil yang dipimpin oleh Kyai tersebut.Tamu undangan juga temasuk anak, cucu, sanak, dan saudara dari orang yang sedang mengadakan Keba Tua, keluarga mereka tidak harus datang tetapi diutamakan agar semua anggota keluarga yang masih hidup untuk datang dan ikut melaksanakan prosesi Keba Tua. Setelah itu, Kyai yang telah dipilih tadi akan mengirimkan doa khusus untuk orang yang mengadakan Keba Tua tersebut. Setelah acara selesai maka tamu undangan dipersilahkan pulang dan makanan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh tuan rumah yang antara lain berisi ketupat, pisang, lepet, dan uraban tadi diberikan kepada tamu-tamu undangan yang telah datang.
            Tempat pelaksanaan Keba Tua itu sendiri tidak tergantung dimana tempat lahir seorang yang akan melaksanakan Keba Tua itu. Dengan kata lain, Keba Tua dapat dilakukan dimana saja terserah kepada orang yang akan melaksanakannya. Karena menurut masyarakat, tempat dimana dilaksanakan Keba Tua tidak menjadi permasalahan tetapi yang paling utama adalah tentang tujuan melaksanakan Keba Tua tersebut.Tujuannya harus sesuai dengan tujuan utama melakukan Keba Tua yaitu mengunggkapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena segala yang telah diberikan oleh Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar