Tema : Keba
Tua
KEBA TUA
A.
Latar
Belakang
Kita
mengetahui banyak sekali upacara keagamaan yang telah menjadi kebudayaan di
negara Indonesia, karena Indonesia merupakan Negara yang mempunyai banyak
penduduk yang berbeda agama di dalamnya, maka Indonesia merupakan Negara yang
sarat akan upacara-upacara keagamaannya. Di Indonesia masih banyak sekali
kegiatan-kegiatan upacara keagamaan dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan
mulai dari zaman dahulu sampai zaman sekarang ini.Khususnya pulau Jawa, masih
banyak juga upacara-upacara keagamaan dan kebiasaan-kebiasaan seperti itu yang
masih dilestarikan oleh masyarakat yang ada sekarang.Upacara keagamaan atau
kebiasaan-kebiasaan tertentu hanya dilaksanakan pada hari-hari tertentu,
bulan-bulan tertentu, serta pada acara tertentu pula. Banyak orang disekitar
kita yang masih mempercayai jika mereka tidak melaksanakan upacara keagamaan atau
kebiasaan-kebiasaan yang seharusnya mereka lakukan maka akan membawa kesialan
dalam dirinya dan jika mereka melakukan hal tersebut mereka percaya akan
mendapatkan keberkahan atau keuntungan yang akan mereka rasakan di kemudian
hari. Tetapi Di Indonesia juga banyak kebiasaan yang telah menjadi kebudayaan
yang mulai ditinggalkan oleh
masyarakatnya sendiri. Masyarakat Indonesia lebih tertarik kepada
kebudayaan – kebudayaan yang berasal dari luar negeri, mungkin ini adalah salah
satu dampak dari globlaisasi. Banyak yang melupakan upacara-upacara atau kebiasaan-kebiasaan
yang menyangkut masyarakat itu sendiri tetapi jika upacara atau peringatan
tentang Negara lain atau bahkan artis kesukaannya mereka justru akan selalu
mengingatnya.Walaupun sesungguhnya upacara ataupun kebiasaan tersebut merupakan
salah satu identitas jati diri bangsa kita yang seharusnya lebih dipentingkan
dan seharusnya lebih diingat dahulu serta dilestarikan daripada kebiasaan atau
upacara-upacara yang lain selain kebiasaan atau upacara-upacara yang ada di
Indonesia ini.
Salah satu
kebiasaan yang sekarang ini menjadi kebudayaan karena sudah mulai dilakukan
bertahun-tahun yang lalu yaitu Keba Tua.Dimana sebenarnya manfaat dari Keba Tua
ini sangat berguna untuk kita semua. Banyak anak muda zaman sekarang yang
kurang bahkan tidak tahu mengenai apa sebenarnya Keba Tua itu. Apalagi ditengah
demam korea yang sedang melanda dunia termasuk Negara Indonesia mengakibatkan
semakin bertambahnya penyebab untuk melupakan upacara atau peringatan yang
telah menjadi bagian dari kebudayaan masyarakat kita sendiri yang seharusnya
kita lakukan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Keba Tua ?
2.
Apa tujuan melaksanakan Keba Tua ?
3.
Apakah syarat melaksanakan Keba Tua ?
4.
Bagaimana prosesi Keba Tua ?
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan
penulis menyusun makalah ini adalah memberikan beberapa informasi sekaligus
memperkenalkan kepada masyarakat umum mengenai hasil dari penelitian yang
dilakukan oleh penulis yaitu mengenai Keba Tua.Apa itu sebenarnya Keba Tua dan
mengapa kita harus melestarikan upacara-upacara keagamaan seperti ini kepada
para pembaca.
BAB
II
POKOK-POKOK
TEMUAN
Dari
penelitian yang telah dilakukan mengenai Keba Tua, peneliti menemukan beberapa
fakta yang telah didapatkan oleh beberapa narasumber yang telah menjadi
informan bagi peneliti.Beberapa fakta tersebut yaitu bahwa Keba Tua awal
mulanya hanyalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh sebagian besar warga
masyarakat desa Candiwulan yang dilaksanakan setiap tahun sekali yaitu pada
bulan Suro (hitungan bulan dalam Jawa) yang telah menjadi kebiasaan dan melebar
menjadi kebudayaan bagi masyarakat desa setempat. Orang zaman sekarang juga
mungkin masih ada yang bingung tentangapa sesungguhnya Keba Tua itu sendiri,
termasuk juga orang yang pernah melakukan kebiasaan Keba Tua tersebut. Hal ini
dikarenakan kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang diwariskan secara
turun-temurun namun kurang jelas tentang apa alasan orang melakukan kebiasaan
tersebut. Dalam pelaksanaannya, Keba Tua itu sendiri memiliki beberapa syarat
yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan melaksanakan kegiatan Keba Tua
ini. Selain hal tersebut, ada lagi fakta yang didapat oleh peneliti tentang
perlakuan warga masyarakat terhadap seseorang yang apabila dia sudah memenuhi
segala syarat melakukan Keba Tua tetapi seseorang tersebut tidak melakukannya
maka seseorang terebut akan mendapatkan sanksi dari warga masyarakat yang lain.
Sanksinya bukan berupa sanksi hokum yang sifatnya memaksa dan mengikat pelaku
yang melanggarnya, tetapi sanksi disini hanyalah sanksi yang tidak bersifat
memaksa dan mengikat para pelaku yang tidak melaksanakan kegiatan tersebut.
Menurut hasil penelitian jika seseorang yang sudah cukup syarat melaksanakan
Keba Tua tetapi tidak melaksanakannya maka akan mendapat sanksi berupa
gunjingan dari warga masyarakat yang lain dan cenderung seseorang tersebut akan
dikucilkan oleh warga masyarakat itu sendiri.
BAB
III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Keba Tua
Keba
Tua merupakan bagian dari upacara peringatan tahun baru Islam yaitu tahun baru
Hijriah yang dilaksanakan setiap bulan Suro( dalam bulan Jawa ). Keba Tua
adalah kegiatan tahunan yang dilakukan oleh sebagian besar warga masyarakat
kota Kebumen khususnya di daerah desa Candiwulan. Keba Tua dilakukan jika
seorang perempuan tua yang sudah mempunyai anak sedangkan anak-anak mereka
sudah “mentas” dalam arti yaitu sudah berkeluarga semua maka orang tua tersebut
wajib bersyukur dengan mengadakan sebuah acara seperti syukuran atau selamatan
yang dinamakan dengan Keba Tua.Sesungguhnya alasan mengapa pada zaman dahulu
banayak orang melakukan Keba Tua hanyalah sebuah naluri semata dan berupa
kebiasaan yang telah turun temurun dilakukan. Tanpa mengetahui apa arti yang
sesungguhnya dari Keba Tua itu sendiri dan apa manfaatnya jika seseorang
melakukan kegiatan tersebut. Karena Keba Tua merupakan kegiatan yang lahir dan
dilakukan secara turun temurun dari zaman nenek moyang mereka hingga
sekarang.Namun zaman sekarang masyarakat mengartikan Keba Tua menurut
keyakinannya masing-masing.Dan banyak orang yang cenderung mengartikan Keba Tua
itu sendiri merupakan sebuah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan mereka yaitu
Allah SWT karena telah memberikan kenikmatan kepada mereka berupa kesehatan dan
umur panjang serta keturunan yang sehat.
Berbeda
dengan Keba biasa yang tujuannya yaitu selamatan bagi anak yang masih di dalam
kandungan yang berusia tujuh bulan agar bayi yang di dalam kandungan selamat
sampai bayi tersebut keluar dari rahim ibunya.Keba Tua dilakukan tidak hanya
bertujuan sebagai kegiatan syukuran atau selamatan bagi orang yang
melaksanakannya tetapi juga syukuran atau selamatan bagi anak dan cucu dari
orang yang melaksanakan Keba Tua tersebut. Keba Tua biasanya dilaksanakan
paling sedikit 3 (tiga) kali oleh orang yang telah memenuhi syarat-syaratnya,
tetapi jika kurang atau lebih dari itu juga tidak akan dikenai sanksi atau
hukuman khusus yang diberikan oleh warga masyarakat sekitarnya. Karena Keba Tua
merupakan perwujudan rasa syukur yang diungkapkan oleh orang yang mengadakan
kegiatan tersebut, jika seseorang yang sering mengadaan Keba Tua berarti orang
tersebut adalah orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas apa yang
telah Allah berikan kepada dia. Sehingga berapa banyaknya seseorang mengadakan
Keba Tua itu tidak masalah. Tetapi semakin sering semakin baik, karena hal
tersebut melambangkan seberapa besar tingkat kepuasaan dan rasa syukur
seseorang terhadap segala sesuatu yang telah Allah berikan kepada mereka.Jadi,
semakin sering seseorang mengadakan Keba Tua berarti semakin tinggi pula tingkat
kepuasaan dan rasa bersyukur seseorang tersebut kepada Allah SWT, dan juga
sebaliknya.Pelaksanaan Keba Tua memang tidak diatur dalam Al-Qur’an maupun
dicatat dalam norma hokum sehingga orang yang tidak melaksanakannya tidak akan
mendapatkan sanksi yang mengikat dan memberatkan orang yang tidak melaksanakan
hal tersebut. Hanya saja pelaksanaan dari Keba Tua itu sendiri telah menjadi
bagian dari tradisi atau kebudayaan khususnya di daerah tersebut, sehingga
apabila ada seseorang yang tidak melaksanakan hal tersebut akan mendapat sanksi
yang berupa gunjingan dari masyarakat lain dan cenderung akan dikucilkan oleh
masyarakat yang ada disekitar orang tersebut.
B.
Pelaksanaan
Keba Tua
Seperti halnya upacara atau kegiatan
peringatan yang lainnya, Keba Tua pun mempunyai beberapa syarat. Syarat bagi
seseorang yang akan melaksanakannya dan syarat akan dimulainya acara tersebut.
Syarat pelaksanaan Keba Tua ini hampir sama dengan syarat pelaksanaan Keba
biasa. Jika Keba biasa atau tujuh bulanan bagi ibu yang hamil syaratnya yaitu
dalam acara tersebut makanan yang diberikan
kepada tamu isinya antara lain yaitu ketupat, pisang raja atau ambon,
rujak, dan sebagainya. Tetapi jika Keba Tua makanan yang diberikan kepada
tamunya antara lain adalah sama dengan Keba biasa atau tujuh bulanan hanya saja
tidak ada rujak dan ditambah dengan nasinya dibungkus dengan cobek dan lepet
(nasi ketan yang dibungkus dengan daun janur), dan uraban. Selain syarat yang
di atas, sebelum melaksanakan acara tersebut seseorang yang akan mengadakan
Keba Tua harus menyembelih ayam jago sebanyak anak yang dimiliki oleh orang
yang mengadakan Keba Tua. Dan syarat seseorang mulai diperbolehkan mengadakan
acara seperti di atas adalah jika seorang tersebut sudah umurnya sudah melebihi
umur Nabi Muhammad saw yaitu lebih dari usia 65 tahun, berhenti menstruasi
(haid), semua anaknya sudah menikah, tidak bisa melahirkan lagi. Jika umur
seseorang sudah melampaui umur Nabi tetapi anaknya belum menikah semuanya maka
orang tersebut belum boleh mengadakan Keba Tua begitupun sebaliknya.Dan jika
seseorang mempunyai anak dan anak-anaknya sudah menikah semuannya tetapi orang
tersebut belum berhenti menstruasi (haid) maka belum diperbolehkan untuk
mengadakan Keba Tua dan sebaliknya.
Dalam pelaksanaannya, Keba Tua
dilaksanakan pada bulan Suro (bulan dalam hitungaan Jawa) biasanya dilaksanakan
pada hari dimana hari tersebut merupakan jatuhnya weton seseorang tersebut yang
akan melaksanakan Keba Tua. Tetapi ada juga yang tidak memperdulikan weton
untuk melaksanakan kegiatan Keba Tua tersebut, sedangkan Pemilihan hari sesuai
dengan weton lahirnya adalah warisan cara dalam pemilihan hari baik menurut
orang dulu dan sekarang banyak yang menganggap hal tersebut tidak berpengaruh
terhadap kehidupan maka banyak orang sekarang ini yang sudah tidak mempercayai
lagi bahwa hari baik ditentukan oleh weton seseorang. Dalam prakteknya acara
Keba tua ini dihadiri oleh tamu yang diundang oleh tuan rumah yaitu orang yang
mengadakan Keba Tua. Ada yang menyatakan bahwa tamu yang datang adalah wanita
tetapi ada pula yang menyatakan bahwa yang datang adalah siapa saja tergantung
tuan rumah wanita atau pun pria tidak masalah. Tamu yang datang akan membawa
sesuatu untuk tuan rumah yang mengadakan Keba Tua, hal seperti ini berlangsung
hanya pada saat Keba Tua yang pertama dilakukan oleh tuam rumah jika tuan rumah
telah melakukan Keba Tua untuk yang ke dua atau ke tiga maka tamu tidak diwajibkan
membawa sesuatu untuk tuan rumah. Berlangsungnya acara tersebut dipimpin oleh
seorang Kyai yang telah dipilih sebelumnya oleh orang yang akan mengadakan
acara tersebut. Isi acaranya yaitu berupa pembacaan surat Taubat, yang dibaca
oleh tujuh orang laki-laki yang telah dipilih oleh tuan rumah atau biasanya
telah direkomendasikan oleh Kyai tersebut. Karena sesungguhnya selain bertujuan
mengungkapkan rasa syukur Keba Tua juga bertujuan untuk penghapusan dosa atau
tobat orang yang mengadakan Keba Tua tersebut.Dan biasanya juga tujuh laki-laki
tersebut adalah pemuda yang telah dilatih dan disiapkan untuk acara-acara
tersebut di desanya.Setelah itu, tamu undangan yang telah datang mulai membaca
tahlil yang dipimpin oleh Kyai tersebut.Tamu undangan juga temasuk anak, cucu,
sanak, dan saudara dari orang yang sedang mengadakan Keba Tua, keluarga mereka
tidak harus datang tetapi diutamakan agar semua anggota keluarga yang masih
hidup untuk datang dan ikut melaksanakan prosesi Keba Tua. Setelah itu, Kyai
yang telah dipilih tadi akan mengirimkan doa khusus untuk orang yang mengadakan
Keba Tua tersebut. Setelah acara selesai maka tamu undangan dipersilahkan
pulang dan makanan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh tuan rumah yang
antara lain berisi ketupat, pisang, lepet, dan uraban tadi diberikan kepada
tamu-tamu undangan yang telah datang.
Tempat pelaksanaan Keba Tua itu
sendiri tidak tergantung dimana tempat lahir seorang yang akan melaksanakan
Keba Tua itu. Dengan kata lain, Keba Tua dapat dilakukan dimana saja terserah
kepada orang yang akan melaksanakannya. Karena menurut masyarakat, tempat
dimana dilaksanakan Keba Tua tidak menjadi permasalahan tetapi yang paling
utama adalah tentang tujuan melaksanakan Keba Tua tersebut.Tujuannya harus
sesuai dengan tujuan utama melakukan Keba Tua yaitu mengunggkapkan rasa syukur
kepada Allah SWT karena segala yang telah diberikan oleh Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar